5 Makanan terburuk untuk Bayi dan Balita perlu diperhatikan oleh Bunda. Setelah bayi melewati usia enam bulan, orang tua bisa mulai memperkenalkan berbagai jenis makanan padat. Selain untuk melatih bayi menggigit dan mengunyah, makanan sehat dan diet yang seimbang memastikan bayi mendapatkan asupan vitamin dan gizi yang mereka perlukan. Jika bayi sudah mulai bisa mengontrol gerakan tangannya, biarkan bayi memegang makanannya sendiri. Jangan khawatir akan kotoran yang mereka timbulkan pada pakaian karena dengan bantuan mesin cuci yang bagus di rumah, resiko kecil ini sebanding dengan proses pembelajaran bayi untuk menyinkronkan fungsi otak dan gerakan.
Secara garis besar, makanan yang berkadar gula dan garam tinggi tidak dianjurkan untuk bayi dan balita. Makanan ini rendah kandungan gizi karena membuat mereka cepat kenyang dan tidak menyisakan tempat di lambung untuk makanan sehat. Sekali mencicipi manis asinnya makanan bergula atau bergaram, mereka akan terbiasa sehingga tidak mau mengonsumsi makanan sehat. Simak daftar makanan berikut yang sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
Makanan Terburuk Untuk Bayi
Permen dan coklat
Kadar gula yang tinggi di dalam permen dan coklat membentuk zat asam yang menyerang enamel gigi pada mulut bayi dan balita. Jika terpaksa memberikan permen, sebaiknya pada waktu makan karena pada saat itulah jumlah air liur meningkat sehingga bisa menetralkan efek zat asam terhadap gigi. Dibandingkan permen, coklat lebih jinak karena lebih cepat lebur di dalam mulut. Jadi, semakin cepat anak menghabiskan permen atau coklat di mulutnya, semakin kecil bahayanya terhadap gigi. Segera setelah menghabiskannya, orang tua bisa langsung memberikan makanan penetral gula, semisal keju padat. Dan, jangan lupa gosok gigi setelah itu.
Sereal bergula
Semangkuk sereal untuk sarapan anak-anak bisa setara dengan sepotong kue ulang tahun. Bayangkan jika mereka mengonsumsi ini setiap pagi. Sereal berlabel wholegrain sekalipun bisa jadi penuh dengan gula dan mengandung hanya sedikit serat. Periksa label kemasan untuk memastikan gula, termasuk berbagai turunannya, tidak berada pada tiga daftar teratas bahan-bahannya. Carilah sereal yang mengandung minimal 3 gram protein dan serat setiap takaran sajinya.
Minuman bersoda
Bayi dan balita tidak perlu diperkenalkan pada minuman bersoda karena tidak ada manfaatnya sama sekali dan reaksinya justru merugikan gigi mereka yang mulai tumbuh. Kadar kalorinya yang tinggi juga berpotensi menyebabkan kegemukan masa balita. Selain tinggi kandungan pemanis buatan, beberapa minuman bersoda juga mengandung kafein seperti yang terdapat di dalam kopi dan teh. Cairan yang perlu mereka konsumsi hanyalah susu dan air.
Sari buah (jus)
Jus buah mungkin terdengar menyehatkan. Untuk alasan yang sama dengan minuman bersoda, sari buah sebaiknya tidak diberikan pada bayi dan balita. Jus mengandung nilai gula alami dan keasaman yang tinggi sehingga bisa merusak gigi. Mengencerkan sari buah dengan air dalam perbandingan 1:10 mengurangi resiko ini jika diberikan pada waktu makan, bukan sebelum tidur.
Keripik dan kerupuk
Makanan ini adalah salah satu yang cepat mengenyangkan. Selain itu, kandungan garamnya yang tinggi bisa mengganggu kerja ginjal bayi dan balita. Bayi hanya memerlukan kurang dari 1 gram garam per hari sampai usia 12 bulan dan 2 gram setelahnya sampai umur 3 tahun. Masakan rumah untuk mereka pun seharusnya tidak mengandung garam.
Selain makanan-makanan di atas, pada prinsipnya, hampir semua makanan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan dewasa, juga tidak baik untuk bayi dan balita.
Secara garis besar, makanan yang berkadar gula dan garam tinggi tidak dianjurkan untuk bayi dan balita. Makanan ini rendah kandungan gizi karena membuat mereka cepat kenyang dan tidak menyisakan tempat di lambung untuk makanan sehat. Sekali mencicipi manis asinnya makanan bergula atau bergaram, mereka akan terbiasa sehingga tidak mau mengonsumsi makanan sehat. Simak daftar makanan berikut yang sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
Permen dan coklat
Kadar gula yang tinggi di dalam permen dan coklat membentuk zat asam yang menyerang enamel gigi pada mulut bayi dan balita. Jika terpaksa memberikan permen, sebaiknya pada waktu makan karena pada saat itulah jumlah air liur meningkat sehingga bisa menetralkan efek zat asam terhadap gigi. Dibandingkan permen, coklat lebih jinak karena lebih cepat lebur di dalam mulut. Jadi, semakin cepat anak menghabiskan permen atau coklat di mulutnya, semakin kecil bahayanya terhadap gigi. Segera setelah menghabiskannya, orang tua bisa langsung memberikan makanan penetral gula, semisal keju padat. Dan, jangan lupa gosok gigi setelah itu.
Sereal bergula
Semangkuk sereal untuk sarapan anak-anak bisa setara dengan sepotong kue ulang tahun. Bayangkan jika mereka mengonsumsi ini setiap pagi. Sereal berlabel wholegrain sekalipun bisa jadi penuh dengan gula dan mengandung hanya sedikit serat. Periksa label kemasan untuk memastikan gula, termasuk berbagai turunannya, tidak berada pada tiga daftar teratas bahan-bahannya. Carilah sereal yang mengandung minimal 3 gram protein dan serat setiap takaran sajinya.
Minuman bersoda
Bayi dan balita tidak perlu diperkenalkan pada minuman bersoda karena tidak ada manfaatnya sama sekali dan reaksinya justru merugikan gigi mereka yang mulai tumbuh. Kadar kalorinya yang tinggi juga berpotensi menyebabkan kegemukan masa balita. Selain tinggi kandungan pemanis buatan, beberapa minuman bersoda juga mengandung kafein seperti yang terdapat di dalam kopi dan teh. Cairan yang perlu mereka konsumsi hanyalah susu dan air.
Sari buah (jus)
Jus buah mungkin terdengar menyehatkan. Untuk alasan yang sama dengan minuman bersoda, sari buah sebaiknya tidak diberikan pada bayi dan balita. Jus mengandung nilai gula alami dan keasaman yang tinggi sehingga bisa merusak gigi. Mengencerkan sari buah dengan air dalam perbandingan 1:10 mengurangi resiko ini jika diberikan pada waktu makan, bukan sebelum tidur.
Keripik dan kerupuk
Makanan ini adalah salah satu yang cepat mengenyangkan. Selain itu, kandungan garamnya yang tinggi bisa mengganggu kerja ginjal bayi dan balita. Bayi hanya memerlukan kurang dari 1 gram garam per hari sampai usia 12 bulan dan 2 gram setelahnya sampai umur 3 tahun. Masakan rumah untuk mereka pun seharusnya tidak mengandung garam.
Selain makanan-makanan di atas, pada prinsipnya, hampir semua makanan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan dewasa, juga tidak baik untuk bayi dan balita.